Senin, 16 Januari 2017

Obrolan Warung Oden

Senpai Dan Kouhainya


Setiap malam entah hari hujan yang dingin atau cuaca cerah mereka akan selalu pergi ke warung oden untuk sekedar minum atau makan oden sambil  berbincang-bincang dengan temannya atau orang lain yang di jumpainya.

Malam ini adalah seorang pegawai kantoran dari sebuah perusahaan game, dengan seorang teman kerjanya. Mereka baru berdua baru pulang dari sebuah pesta dan mereka melanjutkan untuk ronde kedua walaupun yang ada hanya 2 orang.

“Nah, Kaoki bagaimana pendapat mu dengan pesta tadi?”

“Hmm, bagaimana apa maksud mu Kawaji San?”

“Yah, gimana ya jelasinnya hmm, ya kita sudah berusaha mengerjakannya selama satu tahun ini, dan dari berbagai kesulitan dan tekanan deadline akhirnya game kita selesai dan akhirnya akan rilis juga.”

“Hmm, kalau dipikir-pikir, hmm, aku tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata, karena aku merasa wah akhirnya aku bisa membuat game pertamaku dengan Kawaji San dan lainnya aku juga merasa sangat senang,”

Minum sake dan memakan oden sambil berbincang-bincang seperti ini memang sudah pemandangan sehari-hari di gerobak oden seperti ini.

“Tapi memang kau adalah sesuatu yang lain Kaoki.”

Kaoki namanya dia adalah pekerja baru dari New Light Hope game company. Perusahaan game yang baru berdiri selama 10 tahun.

“Apa maksud mu dengan sesuatu yang lain Kawaji San?”

“Bila kau tidak mengurus bagian efek suara dan musiknya aku pikir game ini tidak akan menjadi game yang bagus.”

“Ah, kau terlalu memuji Kawaji San.”

Reneo Kawaji adalah senior dalam perusahaan game itu yang mengurus bagian dalam game engine progammer.

“Tidak juga, efek-efek suara yang kau hasilkan benar-benar jernih dan terlihat asli, bagaimana cara kau melakukannya Kaoki?”

“Aku melakukannya seperti biasanya, dan tidak melakukan hal yang khusus mungkin karena aku benar-benar mencintai suara-suara yang ada di sekitarku.”

“Eh, apa maksudmu dengan mencintai suara-suara Kaoki ?”

Kaoki mengeluarkan sebuah alat kotak kecil hitam itu adalah voice recorder yang mungkin biasanya digunakan oleh para wartawan berita.

“Inilah yang ku maksud dengan mencintai suara-suara disekitarku.”

“Bukankah itu perekam suara!”

“Ya, ini perekam suara, aku selalu merekam setiap suara disekitarku setiap hari dan waktu.”

“Jadi kau selalu membawa itu setiap hari? Aku bahkan tidak tahu bila kau suka merekam suara.”

“Ya, Kawaki san aku membawanya setiap hari, dan kadang aku merekam secara diam-diam bila ada suara-suara yang menurutku menarik di kantor.”

“Hahaha, aku pikir kau seorang wartawan atau mungkin mata-mata dari perusahaan lain.”

“Tidak mungkinlah aku seorang mata-mata Kawaji san.”

Tiba-tiba mata Kawaji san terlihat serius dan tangannya mulai memegang pundak Kaoki dengan erat.

“Tapi itu benar, kau sebenarnya lebih dari 6 bulan ini sudah dicurigai oleh direktur bahwa kau adalah mata-mata.”

“Mana mungkin, aku begitu.”

“Tapi kau selalu menyendiri, kadang melakukan hal aneh dan suka menguping, atau kadang saat orang sedang berbicara kau hanya berdiri seperti patung tanpa berbicara, sambil memasukan tangan kedalam saku celana.”

“Hahaha ya sebenarnya aku masih belum terbiasa beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Dan aku selalu menyalakan recorder ku tanpa henti selama di kantor waktu itu, tapi aku bukanlah mata-mata.”

“Ya, aku percaya game kita sudah rilis dan tanpa kebocoran informasi apapun.”

“Aku tidak akan mungkin mengkhianati perusahaan Kawaji san.”

“Tapi kalau boleh aku tahu, sebelum di perusahaan game kau bekerja dimana?”

“Aku sempat bekerja di studio music yang berurusan dengan suara effect untuk pembuatan animasi.”

“Hmm, sudah kuduga, apakah kau juga penah membuat efek suara anime?”

“Pernah sekali, itu adalah sebuah efek suara yang benar-benar hebat yang pernah kubuat.”

“Heh, benarkah? Anime apa yang kaugarap waktu itu?”

“Aku lupa judulnya, sudah 3 tahun aku tak mendengarkan berkasnya.”

“Berkas?”

“Maksudku adalaha file suara, aku mempunyai banyak file-file suara yang kurekam hingga aku tidak tahu lagi filenya ada dimana.”

“Apakah sebanyak itu file-file suaramu?”

“Hmm, kurang lebih empat hingga 5 tera lebih.”

“Gila, kau benar-benar maniak suara Kaoki.”

“Hahaha, itu belum seberapa Kawaji san, itu saja masih kurang.”

“Masih kurang, Apakah kau mau beli Harddisk baru lagi?”

“Iya, aku akan membeli nya sekitar dua tera lagi untuk perjalanan ku nanti.”

“Perjalanan? Apakah kau mau pergi ke suatu tempat.”

“Sebenarnya, aku mengambil cuti 2 bulan untuk pergi berlibur ke asia tenggara.”

“Wow, benarkah apa di bolehkan oleh direktur?”

“Boleh, asal jangan lebih 2 bulan.”

“Ehhh! Enak sekali kau Kaoki.”

“Aku memang sudah lama ingin pergi berjalan-jalan ke asia tenggara, untuk mencoba mendapat suara baru dan berbeda di daerah di tempat yang berbeda.”

“Kenapa harus jauh-jauh ke luar negeri Kaoki? Apakah disini tidak cukup suara untuk kau temukan.”

“Ya, kau tahu bahwa bila kita ke negara lain tempat, suasana, dan bahasanya mempunyai karakter unik masing-masing. Maka dari itu aku ingin mendengar sendiri suara-suara asing yang tak pernah kudengar sebelumnya.”

“Wah, enak sekali aku juga ingin pergi ke luar negeri setidaknya sekali.”

“Bagaimana bila kau ikut jalan-jalan bersamaku Kawaji san.”

“Ya bila aku sekarang masih bujang, mungkin aku akan ikut, tapi sekarang aku sudah berkeluarga aku takan sanggup bila meninggalkan anak istri ku sendirian.”

“Kau suami yang baik, Kawaji san.”

“Ah, kau terlalu muji Kaoki.”

“Tidak, tidak, kau memang orang baik Kawaji sana, kau adalah orang yang ramah, kau tahu bahwa aku ini orangnya kadang sangat pendiam dan susah bersolisasi sejak aku datang ke perusahaan ini, tapi kau orang yang baik dan ramah kepada siapapun hingga aku senang saat pertama kali menyapaku, apalagi saat ini kau mengajakku untuk pergi dan mengobrol seperti ini.”

“Haha aku hanya ingin mengenalmu lebih dekat, karena aku baru sadar bahwa sebuah video game yang bagus tidak hanya membutuhkan sebuah cerita dan graphic serta gameplay dibutuhkan juga efek suara yang bagus.”

“Hahaha, aku hanya biasa saja Kawaji san kau terlalu berlebihan.”

Wajah Kaoki terlihat memerah dan menunjukan rasa senang karena di puji oleh Kawaji san.
“Kawaji San!”

Kaoki lalu menundukan badannya kearah Kawaji san.

“Terimakasih atas usahamu selama ini di dalam perkembangan progammer dalam game ini.”

Lalu Kawaji san pun melakukan hal yang sama kepada Kaoki.”

“Aku juga Terimakasih atas usahamu dalam membuat suara yang indah untuk game ini.”

Lalu mereka melanjutkan dengan minum sake dan minum sake, mereka tampak bersenang-senang dan akrab sekali.

“Kawaji san, apakah kau akan merindukan ku bila aku pergi dua bulan ini.”

Kawaji san pun menjitak kepala kaoki.

“Bodoh, mana mungkin aku akan merindukan seorang pria, aku masih normal, hahaha.”

“Maksudku bukan itu, bila aku tidak kau mungkin tidak akan pernah mengajak kesini lagi untuk minum-minum atau yang lainnya.”

“Hmmm, ya aku tahu mungkin akan terasa sepi bila temanku tidak ada tapi, kau pergi untuk membuat dirimu berkembang kan"

Kaoki terpaku dan matanya berkaca-kaca.

“Kawaji san terimakasih.”

“Eh, kenapa kau bersedih, bodoh kau sudah tua tapi tetap menangis hahaha.”

“Tidak aku hanya terharu Kawaji san.”

Mereka lalu bergegas untuk pulang karena dirasa sudah malam.

“Sepertinya istri ku sudah menunggu, kita pulang sekarang Kaoki.”

“Iya Kawaji san aku juga sudah mulai mengantuk.”

“Kaoki hati-hati dalam perjalanan dan jangan lupa bawakan aku oleh-oleh.”

“Hahaha, baik Kawaji san aku tak akan lupa akan kubawakan kau oleh-oleh nanti.”

END

Selasa, 03 Januari 2017

Lost Saga VR (Virtulalize Reliaze)







“Ah bisa main gak sih”

“Yang bener dong Covernya”

“LoL mending jual charnya”

“Dasar Ccd”

“Percuma lu beli unik kalau gak bisa main mending jual tuh char”

“Yah kok kalah dek makanya jangan banyak bacod”

“dasar lol lu teman gak guna”

“team gw cacad amat ya”

Begitulah keseharianku saat aku memulai bermain game Lost Saga satu tahun yang lalu. Banyaknya flamming, junk, Cheater, dan lain-lainya membuat game ini sangat susah untuk kutinggalkan. Aku sebenarnya sudah lelah untuk bermain game ini, dimana game yang harusnya menyenangkan bisa hancur karena player yang tak bisa mengontrol diri untuk berkata kasar dan merendahkan orang lain melalui chat mereka. 

Awal mula aku bermain game ini karena aku sedang bosan dan berpikir dalam hatiku “apakah ada game online yang ringan untuk pc yang sudah tua” lalu aku mulai mencarinya di internet dan kutemukanlah lost saga. Saat pertama ku memulai game ini aku tidak terlalu begitu merespon chat flamming, junk dan lainnya karena awal aku main serasa sangat menyenangkan fun dan yang kupikirkan hanyalah game lost saga.

Setiap minggu kuhabiskan dengan battle, raid, dungeon dan banyak berinteraksi dengan player lain dan atau menghabiskan waktu ke plaza dan memancing atau relic disana. Ahhh benar-benar waktu yang sangat menyenangkan. Tapi waktu jam bermain ku semakin lama dan pangkat ku semakin besar, hari-hari ku bermain Lost Saga merasa sangat membosankan, dengan semakin aku memperhatikan lawan yang suka menghina bila dia menang, atau menjelek-jelakan lawan bila tak terima kalah. kondisi seperti inilah yang sangat membuatku kesal.

Dan akhirnya hari demi hari aku terpengaruh oleh mereka, aku pun berbuat seperti yang mereka lakukan. Merendahkan lawan, menghina, dan perbuatan-perbuatan yang dulu aku tidak sukai akhirnya aku menjadi seperti golongan mereka, tapi aku sadar bahwa hal itu tak pelu dianggap serius. Aku pun mulai menutup diri untuk ramah dan tidak berbicara kepada mereka chat ku nonaktifkan dan seterusnya aku hanya bermain untuk event-event yang setiap minggu ber-reward bagus.

Tetapi rasa itu mulai mengahampiri. Ya, itu adalah rasa bosan yang terus menerus kurasakan dalam game ini, aku akhrinya memutuskan untuk berhenti di akhir tahun 2016 dan tidak akan bermain lost saga lagi....


Welcome to Virtual Realize of Lost Saga

Part 1

Hari ini 31 Desember aku memutuskan untuk bermain Lost Saga terakhir kalinya. Di malam tahun baru yang ramai ini, aku gunakan untuk bermain game di dalam kamar saja, hingga menjelang pergantian Tahun nanti. Aku mulai dengan menyapa dan mengobrol dengan friend list ku, dan berbicara seputar tahun baru yang hanya menghabiskan main game saja, dan percakapan itu berlanjut hingga mabar alias main bareng.

“Bro kita nongkrong di plaza dulu yuk sambil mancing gw mau afk sebentar.”

“Oke gua tunggu.”

Aku membalas chatnya Iplenix459, aku tidak begitu tahu nama aslinya tapi bila dichat aku suka memanggilnya len biar mudah.

Haaaah aku sangat bosan kenapa Len tak kunjung bergerak atau menjawab chatku. Aku mencoba memukulnya dan mencoba berbagai jurus dari skill gear yang ada tapi dia tetap diam.

“Doooowaar!!!!!!”

“Bruuk...”

“Adadadaww...”

Aku kesakitan karena jatuh dari kursi, aku kaget baru pertama kali kudengar bunyi petasan yang begitu keras hingga bisa membuat daerah sekelilingnya bergetar. Aku mencoba untuk menenggok keluar untuk memastikan bahwa itu hanya bunyi petasan yang dinyalakan oleh sekitar warga komplek dan bukan sebuah kebakaran atau gas meledak dari rumah warga.

Aku berjalan melalui pintu dan mencoba untuk melihat keluar. Hmm... aku merasa ada yang tidak beres kok kenapa terasa sepi sekali bukannya aku tadi mendengar suara hiruk-pikuk warga dan anak-anak yang sedang bermain di jalan tadi?.

Aku mulai merasa merinding dan segera bergegas untuk masuk kedalam rumah.



*****

“Hai nak bangun apa yang kauperbuat disini? Jangan tidur sembarangan.”

“hoaaamzzz...”

“Dasar gelandangan sana pergi...”

Aku mulai membuka mataku...

“Cepat pergi Sana!!!”

“Byuurr...”

“Aww dingin, dingin...”

Kenapa aku tidur disini ‘brrrr’ dingin sekali kok tiba-tiba kenapa aku diguyur dengan air dingin ini.
Aku mulai binggungg dan belum mengerti apa yang terjadi. Sambil berlari aku mencari tempat untuk bersembunyi.

“Dimana aku berada saat ini?”

Sebenarnya aku sekarang sedang berada dimana? Bagaimana aku bisa sampai tertidur di jalan dan diguyur oleh orang yang aku tidak kenal.

“Hei kamu..”

Aku belum sempat berpikir dan tiba-tiba ada suara seseorang yang memanggilku.

“Maksudnya aku.”

“Ya kamu siapa lagi, hadehh.”

Dia seorang gadis dengan kostum mirip gothic lolita tapi aku terasa tidak asing dengan kostum itu sepertinya aku pernah melihatnya di suatu tempat.

“Maaf, boleh aku bertanya? tempat apa ini? dan saat ini aku sedang berada dimana?”

“Kamu Newbie ya?”

“Newbie?”

“Hmm susah jelasinnya kalau sama newbie, mending langsung praktek ayo sini.”

Gadis itu menghampiriku dan memegang tanganku. Tanganku! Uwahh baru kali ini aku bergadengan tangan dengan seorang gadis. Dia mengajakku menyusuri ke sebuah seperti daerah pasar yang sangat ramai dimana disana banyak sekali transaksi jual beli senjata, tapi ini terasa tidak asing dan aku tahu betul bentuk-bentuk senjata itu persis dengan....

“Ehhh, tunggu sebentar.”

“kenapa sih kita udah mau sampai ke pertandingan jalanannya nie.”

“Tunggu, tunggu sebentar, apakah yang dijual oleh para pedagang itu kan...”

“Oo kau sepertinya sudah tau ya, benar itu adalah senjata Lost Saga...”

“Eeewww, bohong aku tidak pernah melihat hal seperti ini akan bisa menjadi sesuatu yang nyata.”

“Tidak benar, ini memang benar senjata Lost Saga, ah kagumnya ntar saja kita harus buru-buru.”

“mau kemana sih sebenarnya kita.”

“Udah jangan cerewet cepet ikut saja.”

Aku mulai berlari sambil melihat para pedagang-pedangang itu dan semuanya yang dijualnya benar-benar senjata Lost Saga, dari bentuknya sangat mirip persis. Apakah benar-benar ini dunia Lost Saga?.

“Oke kita sudah sampai, aku akan mengenalkan kau pada dunia ini”

“Selamat Datang Di The Virtual Realize of Lost Saga....”

Bersambung

Senin, 02 Januari 2017

Yokaiwara


Red Light District  From Monster

“Selamat datang tuan petualang silahkan mampir kesini.”

“Hai tuan petualang hebat kenapa kau tak mampir sebentar untuk minum.”

“Mari tuan-tuan petualang! Kami mempunyai monster baru yang sangat cantik silahkan Mampir.”

“Tuan petualang otot mu sangat kuat dan besar pasti kau sangat perkasa bagaimana kalau mampir sebentar tuan, akan kuberi harga murah lo.”

Beginilah keseharian di daerah yokaiwara, banyak monster2 perempuan dan para germo mencoba menjual dan menjajakan diri mereka hanya untuk memusaskan hasrat dan hawa nafsu para petualang dan kesatria yang mencari hiburan malam.

Yokaiwara baru 10 tahun berdiri tapi sudah sangat-sangat populer dikalangan para manusia. Mereka menyukai gadis-gadis yang cenderung aneh dan juga menjijikan yang mempunyai bentuk yang tidak lazim pada umumnya. Kalau bisa dijelaskan monster apa mereka, kebanyakan ras iblis, vampire, succubus, lamia, orc, centaur, manusia hewan, dan bahkan goblin juga ada ya goblin perempuan bisa kaubayangkan bagaimana penampilan nya goblin yang pendek dan hijau bahkan  diantara monster lain mungkin dia yang terburuk dan mempunyai wajah paling menyeramkan.

Tapi mungkin pendapatku bisa salah ternyata di Yokaiwara ini dialah yang sangat populer bahkan dikalangan monster-monster elit yang mempunyai wajah cantik dan badan yang  semampai  seperti succubus pun kalah oleh goblin ini.


 

Sang Ratu Yokaiwara
Part 1
Suasana hingar-bingar malam yang penuh dengan lampu-lampu terang dan semakin malam semakin ramai orang yang lalu lalang. Mereka berhenti di depan satu dua rumah dan berbicara pada gigolo-gigolo itu lalu bila ada kesepakatan mereka menyuruh masuk kedalam. Memang yang mereka bicarakan adalah hal-hal yang berbau dewasa, ya memang seperti itu bila kau melihat Yokaiwara tak jauh berbeda dari tempat pelacuran lainnya. Akan tetapi, bila normalnya tempat lampu merah itu berisi gadis-gadis cantik. Namun, Yokaiwara berbeda disinin mungkin ada gadis cantik tapi mereka kebanyakan bukan dari kalangan manusia. Yah kau benar bukan manusia mereka adalah ras-ras monster yang unggul.

“Aku ingin bertemu ratu yokaiwara cepat bawa dia kemari.”

“Maaf tuan besar, sang ratu malam ini tidak akan melayani siapapun.”

“Kau! Dasar TOLOL!!! Kalau aku suruh sekarang ya sekarang, cepat bawa dia kemari.”

“Sepertinya Tuan Marundan membuat masalah lagi.”

“kenapa dengan dia?”

“Dia ingin bertemu Sang Ratu Yokaiwara.”

“Kenapa tak kau pertemukan saja mereka.”

“Tapi bos, Ratu yokaiwara itu susah untuk ditemui, hanya bila dia mau baru dia akan menemuinya.”

“Baiklah aku akan mencoba untuk membujuk dia.”

Kepopuleran Sang Ratu Yokaiwara tidak diragukan lagi. Dia banyak dicari oleh kesatria-kesatria besar, 
bangsawan, dan bahkan petualang-petualang hebat. Dia seorang Goblin. Ya goblin, bila kau tahu bentuk goblin pasti kau akan beranggapan dia adalah perempuan yang buruk berwajah aneh, badan pendek, bewarna hijau dan yang membuat membayangkan dia seorang goblin yang buruk rupa.

“Hmm nyonya. bisakah kau bertemu sekali saja dengan Tuan Marundan, agar dia tidak membuat masalah lagi.”

Wajah misterius yang tertutup oleh kipas di bawah cahaya sinar bulan memancarkan aura yang sangat menawan. Dia adalah sang ratu yokaiwara Larchnia.

“Apakah aku harus menemuinya?”

“Bila nyonya tidak menemuinya, nanti dia akan mengamuk dan berbuat masalah lagi.”

”Tuan... sebenarnya aku kurang sehat dan tidak ingin menemui siapapun pada hari ini.”

“Nyonya, bagaimana bila kau hanya menemaninya untuk minum dan menuangkan arak kepadanya.”

“hmmm.... baiklah tapi tak lebih dari 3 botol arak aku akan pergi dan kembali kesini, tolong bilang itu kepada tuan Marundan.”

“Baik nyonya.”

Larchnia Belst, sangat rupawan wajahnya walaupun berwarna hijau agak keputih-putihan , tapi parasnya yang elok dan sangat berwibawa membuat dia sangat terkenal dan di cintai banyak orang. Dia adalah sang ratu yokaiwara yang selalu bisa menghibur tamunya dengan puas. Larchnia Belst sudah 5 tahun berada di Yokaiwara ini, tapi mendapat julukan ratunya sekitar 2 tahun belakangan ini.

“Tuan Marundan, sang ratu akan menemui Anda tapi dia hanya akan menemani minum arak dan hanya 3 botol saja.”

“APA!!! berani sekali dia menantangku, apa dia tidak tahu siapa yang memanggilnya, cepat bawa dia kemari.”

“Maaf tuan , saya benar-benar tidak bisa melakukan itu bila nyonya tidak setuju.”

Tuan Marundan adalah seorang bangsawan yang sudah sering datang ke Yokaiwara ini. Dia sangat terkenal dikalangan monster-monster lacur itu. Tuan Marundan orang yang tidak segan-segan untuk mengeluarkan banyak uang untuk bermain-main dengan monster-monster lacur itu.

“Maafkan kedatangan saya yang terlambat Tuan, mohon kiranya hukumlah aku.”

Di saat suasana genting dan mendesak karena Larchnia Belst atau sang ratu Yokaiwara tidak ingin membuat masalah untuk tempat ini dia segera bergegas untuk menemui Tuan Marundan.

“Tidak apa-apa Belst, maafkan aku juga yang tidak sopan karena bertindak kasar dan kurang sopan ditempat ini.”

“Tolong siapkan sebuah ruangan untuk kami berdua, bawakan arak terbaik dan makanan-makanannya.”

“Baik tuan.”

Tuan Marundan dan Sang ratu Yokaiwara Larchnia Belst pergi ketempat ruangan yang telah disediakan oleh para pekerja di situ. Mereka berbincang-bincang dan tertawa sambil bercanda, juga sambil mendengarkan keluh kesahnya tuan Marundan.

“Kau terlihat pucat Belst.”

“Ya tuan akhir-akhir aku merasa kurang sehat.”

“Maafkan aku yang telah membuat kekacauan, aku sebenarnya tidak ingin berbuat seperti itu, tapi aku sangat benar-benar ingin bertemu denganmu Belst.”

“Ada masalah apakah tuan? Sepertinya kau kelihatan sangat cemas dan ketakutan.”

“Kau benar Belst, orang-orang kerajaan itu sudah mulai akan menaikan pajak tanah lagi tahun ini, dan juga akan mengaudit daerah kekuasaanku, aku benar-benar sangat kesal .”

Tuan Marundan mempunyai nama lengkan Marundan Ekavalier Nonthrees II dia adalah keluarga bangsawan terkemuka dari keluarga Nonthrees, mempunyai perawakan yang cukup besar cenderung gendut, dia adalah benar-benar bangsawan keji yang memperlakukan pegawai-pegawai dengan semena-mena menarik pajak yang tidak seharusnya ditetapkan oleh kerajaan untuk dirinya sendiri dan juga berbagai cara untuk menyuap para penyelidik-penyelidik kerajaan itu.

“Apakah kau tidak bisa dengan memakai cara yang biasa tuan lakukan.”

“Kurasa sudah tidak bisa Belst. Dia penyelidik yang jujur dan sepertinya punya integritas yang tinggi pada kerajaan.”

“Benarkah itu tuan? Sangat jarang sekali ada seorang pegawai kerajaan yang punya dedikasi tinggi seperti itu.”

“Kau tidak usah terlalu memuji dia, dia mungkin adalah seorang miskin yang terlantar dan direkrut oleh kerajaan untuk menjadi anjing setianya.”

Setelah mendengar dan cukup lama berbincang-bincang Larchnia Belst menuangkan satu botol arak terakhir dan tiba-tiba tuan Marundan langsung memegang tangannya dengan kuat.

“Belst... tidak bisakah malam ini kau melayaniku.”

“Maafkan aku tuan, aku benar-benar tidak bisa.”

“Belst.. Belst.. kumohon...”

Tuan Marundan menggenggam nya dengan erat dan mulai menjitlati pipinya Belst dengan tangannya yang nakal meraba-raba tubuh Belst.

“Bruuuk..”

“Aduuh...”

“Maafkan aku tuan, aku tidak sengaja menendangmu ini reflek diluar kehendakku.”

“Belst kenapa kau begitu kasar padaku? Padahal kau dulu sangat senang saat melayaniku. Apakah kau meminta bayaran yang lebih? Akan kuberikan berapapun asal kau mau menemaniku malam ini Belst.”

“Maafkan aku tuan.”

Belst pun langsung meninggalkan tuan Marundan yang sedang kesakitan itu. 

“Belst...”

Begitulah malam-malam yang selalu dilewati oleh sang ratu Yokaiwara, menemani satu demi satu pria yang hanya ingin memuaskan nafsu mereka. Entah apa yang dipikirkan Larchnia Belst saat ini, setelah 5 tahun di yokaiwara dan akhirnya berhasil mencapai puncak tertinggi di daerah itu ada kekosongan dalam hatinya. Perjalanan penuh pilu dan kenapa dia bisa sampai di tempat ini masihlah menjadi sebuah teka-teki.
                                                      
                                                                            Bersambung


Minggu, 01 Januari 2017

Obrolan Warung Oden

Obrolan Malam 3 Author



Di waktu malam yang sepi dan dingin banyak orang cenderung mencari makanan hangat dan juga banyak sekali penjual kaki lima di Jepang di pinggir-pinggir jalan dan banyak penjual oden kaki lima yang disebut oden-ya sebutan penjual tukang oden. Di malam ini, ini adalah cerita tentang 3 orang manusia yang mempunyai pekerjaan yang hampir mirip mereka berkeluh kesah dan juga memberi semangat masing-masing inilah kisah 3 orang tersebut.

Jouraku kanari atau Joukarin itu adalah namanya di dalam perjalanan pulang karena sudah malam dan sedikit lapar dia mampir ke sebuah gerobak oden di pinggir jalan dekat sungai. 

“Paman minta sakenya satu.”

“Aiyoo... ini silahkan...”

“Paman... tolong ini dan itu juga masing-masing dua buah.” Sambil menunjuk makanan Hanpen dan Ganmodoki.

“Haah..” sambil menghela nafas.

Terlihat Joukarin sangat-sangat lesu dan dia meminum sake sambil memandangi oden nya yang belum dimakan. Terlihat lesu dan gelisah tapi juga ada raut ekspreksi wajah terpancar di wajahnya


Kanase Smith disebut juga WestSan juga menghampiri gerobak oden itu. Dia juga sedang dalam perjalan pulang. 

“Paman minta sake nya satu.”

“ Aiyoo...”  Sambil memberikan botol sake.

“Hmm malam dan dingin-dingin sepertinya sake hangat memang yang terbaik.” Ucap WestSan.

“........” Joukarin hanya diam saat WestSan bicara.

“Iyakan paman sake hangat dan juga makan oden adalah yang terbaik.” Sambil tersenyum dia mencoba mengajak paman penjual oden.

“Hnhnhnn.... memang sake adalah penghangat tubuh terbaik.” Jawab paman penjual oden itu sambil tertawa.

“Huuh berisik sekali tak bisakah kau tenang sedikit?” Joukarin yang setengah mabuk tidak suka dan berbicara setengah menantang ke WestSan.

“Hahaha... maaf ini memang salahku, tapi sepertinya kamu ada masalah?  Apa yang membuat mu tak senang?” tanya WestSan.

“Itu bukan urusan mu!, kau terlalu banyak bicara! Jangan sok akrab denganku!.” Bentak Joukarin.

“Haha iya benar seharusnya aku tak boleh begitu, aku hanya ingin menghilangkan rasa penatku jadi kupikir bila ku berbicara dengan seseorang mungkin akan membuatku bisa sedikit senang dan bisa melepaskan stressku.” 

“Uruslah urusanmu sendiri...” dengan ketus Joukarin berbicara dengan WestSan.

“Aarggh aku tidak mau menulis lagi, aku mau liburan, aku mau bermain game, aku mau pergi ke akibahara dan bertemu dengan maid chan yang imut, dan jalan-jalan keluar negeri, aku sudah lelah menulis....” 

“Dasar berisik, apa kau sungguh tidak bisa diam dan tenang?” tanya Joukarin.

Dengan spontan WestSan menepuk pundak Joukarin.

“Hei... kau tahu aku sudah lelah dengan apa yang diperintahkan editorku, dia memaksaku membuat light novel lagi disaat buku penjualan volume 2 ku berjalan baik dan sudah terjual hampir 200.000 eksemplar. Aduhhh...., apa yang sedang dipikirkan editorku untuk membuat seri baru apakah dia memang mata duitan.” Keluh  WestSan kepada Joukarin.

“Dasar kau pemalas!” Joukarin bangkit lalu memegang kerah bajunya WestSan.

“Paman minta sakenya satu.”

“Aiyoo...”

“Manusia itu hidup harus bekerja, harusnya kau bangga dan bersyukur bahwa editormu sangat berharap dan selalu percaya kepadamu hingga kau disuruh membuat seri baru lagi.” Joukarin melepaskan kembali baju nya WestSan dan kembali duduk sambil meminum sakenya.

“Kau tahu aku sangat kesal dan sedih hingga tak tahu apa yang harus kulakukan. Manga yang kubuat terus turun dalam polling angket baru-baru ini. Dan aku baru membuat 12 chapter dan disuruh mengakhirnya dengan 3 chapter .”

“Ini ketiga kalinya aku mengakhiri seri manga yang kubuat, sangat sedih dan kecewa aku selalu berharap mempunyai seri yang berlangsung lama hingga ratusan chapter. Tapi kenyataan itu pahit bila manga mu tak disukai dan angket turun maka serial itu akan harus segera diakhiri.”

“Aku tak tahu engkau seorang pembuat manga, siapa namamu sensei?”

WestSan dan Joukarin kaget dan melihat orang yang duduk di pinggir WestSan.

“Sejak kapan kau berada disitu?” tanya WestSan.

“Eh aku sudah lama berada disini apakah kau tidak sadar.” Jawab Konishi.

Konishi Itoh Itulah namanya dia sudah ada sejak Joukarin marah-marah kepada WestSan.

“Ahsudahlah, tak penting lagi paling kau juga mungkin tidak pernah dengar nama ini, namaku Jouraku Kanari pen nameku Joukarin.” 

“Wow Joukarin sensei yang itu bukan, hmm... oh iya aku ingat! pembuat manga Love love Pantsu Imouto. Aku sangat senang bisa bertemu pengarang favoritku disini.” Ucap Konishi dengan mata berbinar-binar dan sangat gembira.

“Sensei  karyamu sangat bagus aku juga sangat suka gambarnya dan teknik menggambar pantsunya benar-benar sangat bagus. Sensei benar-benar seorang panchira sejati.” Ucap westSan memuji.

“Kau terlalu banyak memuji. Tapi, walau begitu Love love Pantsu Imouto adalah karya terbaikku dengan penjualan volume 1 dan 2 yang cukup bagus. Yah, aku sangat merasa puas kala itu hingga aku berusaha membuat manga yang lebih baik lagi. Tetapi di manga selanjutnya kualitasku malah terus menurun.” Ucap Joukarin dengan sedih.

“Aku juga sebenarnya sangat bersyukur dan senang editorku menyuruh membuat light novel lagi. Tapi, aku sedang dalam kebuntuanm aku tak bisa berpikir untuk bab selanjutnya apalagi untuk membuat seri light novel baru. Aku benar-benar merasa lelah dan ingin merasa bebas dan santai melakukan apapun selain menulis.” Ucap WestSan dengan sedih sambil menghela nafas panjang.

“Sensei kau seorang penulis light novel juga, boleh ku tau namamu sensei?” tanya konishi.

“Namaku Kanase Smith tapi kalau di light novel aku memakai nama WestSan.” Jawab WestSan

“WestSan! Oh aku ingat dia juga pengarang favoritku, light novelnya kalau tak salah berjudul ‘nazeda Watashi wa betsu no sekai ni wa ōku no utsukushī josei ga aru koto o sekai ni nozonde iru hitsuyō ga arimasushi, watakushijishin’. Ucap Joukarin.

“Sensei kau hebat bisa sampai ingat judul sepanjang itu, benar-benar membuatku terharu sensei.” Ucap WestSan dengan gembira penuh haru.

“Tidak juga, itu karena aku memang benar-benar suka light novel mu sensei sangat lucu komedinya benar-benar bagus sensei.” Ucap Joukarin dengan sedikit penuh malu-malu.

“Wow kalian benar-benar orang hebat apa dayaku hanya seorang ilustraror animasi yang bergaji rendah.” Ucap konishi dengan lesu dan sedih.

“Kau tak usah berkecil hati kawan, ngomong-ngomong siapa namamu? Maaf aku sampai lupa menanyakannya.” Ucap WestSan.

“Aku Konishi Itoh, dulu sebelum jadi ilustrator animasi aku sempat jadi asisten mangakaka selama 2 tahun.”  Jawab Konishi.

“Konishi ito, hmm aku ingat kau pernah membantuku waktu dulu saat membuat ilustrator light novel! Hmm tunggu sepertinya aku lupa-lupa ingat.” Ucap WestSan sambil berpikir keras.

“........... Oh iya!” Bentak WestSan

Konishi dan Joukarin pun kaget dibuatnya oleh WestSan.

Lalu WestSan menjelaskan kepada mereka berdua kenapa dia bisa kenal Konishi Itoh.

“Jadi begini saat itu editorku sedang dalam perjalan pulang dari kantor penerbit, lalu dia melihat ada orang setengah mabuk dan langsung menghampiri orang tersebut. Lalu dengan iseng editorku menanyakan orang itu begini. ‘Hei kamu bisakah mengggambar seorang gadis cantik yang seksi buatku nanti kalau bisa kuberi 5.000 yen untukmu.’  Lalu singkat cerita dia menggambar langsung apa yang diminta editorku. Setelah gambarnya selesai dia sangat kagum dan menanyakan namanya dan sekalian membubuhkan tanda tangan digambar tersebut. Lalu, dia memberinya hanya 2500 yen dan langsung kabur.”

“Ahh! Aku baru ingat, itu seperti mimpi yang aneh aku memang waktu itu pergi ke suatu sempat dan sepertinya aku sedang ada masalah yang membuat ku sangat sedih lalu kuputuskan untuk pergi minum-minum dan di saat perjalan pulankg aku seperti sedang menggambar tapi aku tidak begitu ingat, dan begitu bangun pagi aku mau mengganti baju tiba-tiba ada uang di kantong bajuku sekitar 2500 yen, aku tak terlalu berpikir aneh-aneh aku menganggap itu hanya uang kembalian.” Ucap konishi kaget sembari menjelaskan kronologinya.

“Ahh, aku sangat malu apa yang dilakukan oleh editorku, Aku minta maaf Konishi san.” Ucap WestSan sambil menundukan kepalanya menghadap ke Konishi.

“Tidak apa-apa sensei, aku juga sudah melupakannya, lagian aku sekarang sedang sibuk untuk menggambar  scene ilustrasi untuk project anime Kakumei no Hareem, jadi aku tidak begitu memikirkannya lagi.” Ucap konishi sambil memegang WestSan untuk tidak perlu menundukan kepala.

”Aargghh! Karya mantan asistenku sekarang sudah menjadi anime, aku sangat iri sekali, kapan mangaku bisa jadi anime.” Ucap Joukarin dengan penuh sedih dan sedikit terlihat kecewa.

“Semangat sensei, mungkin karyamu selanjutnya akan menjadi anime dan akan terus berlanjut menjadi seri yang akan bertahan lama.” Ucap WestSan sambil menepuk pundak Joukarin.

“Kamu benar WestSan, aku harusnya tidak depresi dan terus bekarya membuat yang  lebih baik lagi dari seri sebelumnya.” Ucap joukarin dengan semangat.

“Aku juga harusnya jangan mengeluh, walaupun minggu-minggu ini banyak retake tapi bukan alasan untuk melarikan diri aku harusnya bangga bahwa aku juga bisa berkontribusi untuk anime yang bagus.” Ucap Konishi yang tak mau kalah dan juga terpancar aura semangat di matanya. 

“Kau benar Konishi san, jangan  menyerah bersemangatlah aku yakin suatu saat usaha dan kerja keras tidak akan mengecewakan apalagi kau masih muda,  bersemangatlah Konisihi.” Jawab WestSan dengan Menepuk pundak Konisihi.

“WestSan sensei! Joukarin sensei, suatu saat bila karyamu menjadi anime aku akan membantumu dengan sepenuh hatiku.” Ucap Konishi dengan senang.

“Hahahaha, semoga itu bisa terwujud terimakasih Konishi san.” Ucap Joukarin Sensei.

“Ayo kita bertiga bersulang untuk merayakan Kembalinya semangat kita yang hilang.” Ucap WestSan sambil memegang gelas sake tinggi-tinggi.

“Aku jadi teringat tentang Liu Bei, Zhang Fei, Dan Guan Yu yang saling bersulang arak dibawah pohon persik dan akhirnya mereka jadi saudara, hahaha.” Ucap Joukarin sambil ketawa.

“Kau benar sensei tapi bedanya disini kita ada dibawah tenda gerobak oden, hahaha.” Ucap konishi dengan senang.

Dan akhirnya mereka beritga pun bersulang sake.

“Kaanpaaaiiii...”

“Anooo tuan-tuan sekalian hari sudah makin malam dan aku harus segera menutup dagangan dan kembali pulang.”

“Oh maaf paman kami akan segera pergi, jadi berapa semuanya biar aku saja yang bayar semuanya.” Ucap WestSan dengan senang

“Sensei tidak usah repot-repot biar aku saja yang bayar punyaku sendiri.” Ucap Konishi.

“Iya WestSan sensei kau tidak perlu seperti itu, aku bisa membayar punyaku sendiri.” Ucap Joukarin.

“Tidak apa-apa, aku hari ini sangat bahagia bisa bertemu kalian berdua, tolong biar aku saja yang bayar.” Ucap WestSan dengan sedikit memaksa.

“Baiklah WestSan sensei  kalau begitu memaksa, maaf merepotkanmu.” Ucap Joukarin.

“Aku juga teriamaksih sensei.” Ucap Konisihi.

Lalu akhirnya WestSan membayarnya. Dan mereka lalu segera bergegas bangkit untuk pergi meninggalkan gerobak oden itu.

“Ayo kita semangat meraih mimpi kita masing-masing dan di saat kita kembali kesini kita semuanya sudah sukses.” Ucap Konishi dengan semangat.

“Kau benar Konishi san, kita semua harus sukses, hmm ngomong2 Konishi san ini adalah kartu namaku bila kau berkenan aku juga ingin meminta kartu namamu.” Ucap WestSan.

Dan mereka  bertiga akhirnya saling bertukar kartu nama.

“Mungkin ini hanya pertemuan singkat saja, tapi aku sangat menghargai waktu mengobrol dengan kalian berdua.” Ucap Joukarin.

“Aku juga sensei.” Jawab WestSan.

“Aku pun juga merasakan hal sama sensei.” Jawab Konishi

Lalu mereka mengucapkan selamat tinggal dan pulang kerumah masing dengan semangat yang baru.

                                                                            

                                                                                END